Senin, 27 Mei 2013
Selasa, 06 Maret 2012
Wisata Dan Kuliner Kota Pati
04.14
No comments
Obyek wisata Kota Pati
GUNUNG ROWO INDAH
Lokasi : Terletak di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Jarak dari Kota Pati lebih kurang 16km, dengan kondisi jalan
beraspal.
Potensi : Waduk seluas 320 Ha, di puncak bukit dapat menikmati pemandangan di Daerah Ngarai wilayah Kabupaten
Pati, dengan pemandangan alam yang indah berupa gunung dan lembah yang hijau penuh tanaman kopi, cengkih, buah-
buahan dan tanaman pertanian lainya. Sayangnya semakin lama makin kurang terawat. Fasilitas : Taman rekreasi
terbuka, tempat parkir, jalan semua beraspal
Peluang Investasi : Menciptakan dan mengembangkan sarana rekreasi baru berupa penyediaan sarana wisata air,
pendirian tempat peristirahatan (motel), pusat pasar buah-buahan.
GERBANG MAJAPAHIT
Objek Wisata : Situs peninggalan Gerbang Majapahit, Peninggalan sejarah berupa Pintu Gerbang terbuat dari kayu jati.
Terletak di Desa Rendole, Kecamatan Margorejo, jarak dari kota Pati 4 Km. Berdekatan dengan obyek wisata Sendang
Tirta Sani. Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang diangkat oleh Kebo Nyabrang sebagai
persyaratan untuk diakui sebagai Putra Sunan Muria. Namun setelah tiba di Desa Rondole, Kebo Nyabrang tidak
mampu lagi mengangkat dan tidak mampu melanjutkan perjalanan kemudian menunggui pintu gerbang tersebut sampai
meninggal dunia.
Fasilitas : Jalan raya beraspal.
MAKAM SARIDIN / SYEH JANGKUNG
Objek Wisata : Makam Saridin atau terkenal dengan nama Syeh Jangkung konon merupakan salah seorang murid
Sunan Kalijaga (Wali Songo).
Lokasi : Makam tersebut terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen. Jarak dari kota Pati kira-kira 17 Km kearah selatan
menuju Kabupaten Grobogan. Makam ini banyak dikunjungi orang setiap hari Jumat Kliwon dan Jumat Legi. Upacara
khol dilaksanakan setiap 1 tahun sekali yaitu pada bulan Rajab tanggal 14-15 dalam rangka penggantian kelambu
makam.
Fasilitas : Bangunan Pendopo dan bangunan mesjid.
Makam ini ramai dikunjingi wisatawan, lebih-lebih hari Jum at Pahing, penunjung dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa
Timur,Sumatera bahkan Malaysia dan Singapura.
Mengenai Upacara Khol dilaksanakan setiap tanggal : 14 – 15 bulan Rajab dengan acara : – Upacara Ganti Selambu -
Pasar Malam – Pengajian
Sejarah :
Menurut cerita Saridin (Syech Jangkung) dilahirkan di Desa Landoh Kiringan Tayu.Setelah dewasa beliau berkelana di
daerah-daerah Pulau Jawa bahkan sampai di Sumatera untuk menyebarkan Agama Islam. Waktu masih hidup beliau
wasiat apabila wafat agar dimakamkan di Desa Landoh,Kayen.
Dikomplek Makam Saridin ada beberapa makam :
a. Makam bakul legen yaitu Prayoguna dan Bakirah.
b. Makam isteri-isterinya yaitu RA Retno Jinoli dan RA Pandan Arum.
.
WISATA AIR DI DESA TALUN
Objek Wisata : Rekreasi air
Potensi : Perairan budidaya ikan air tawar (tambak) seluas 185 Ha.
Lokasi : Desa Talun.
Kepemilikan : Milik masyarakat
Fasilitas : Jalan beraspal dan sebagian kecil makadam, jarak dari Ibu Kota Kecamatan 5 Km.
Peluang Investasi : Kolam pemancingan yang berfungsi sebagai sarana rekreasi, rumah makan/restoran khusus yang
menyediakan masakan ikan air tawar.
GUA PANCUR
Lokasi :Terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen dari kota Pati 20 km.
Objek Wisata: Gua sepanjang ± 736 m dengan stalaktit dan stalaknit yang sangat indah. Debit air + 40 lt/detik cukup
untuk pengairan sawah di sekitarnya.
Lokasi : Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen
Fasilitas : Kolam pancing, rumah makan apung, wana wisata hutan jati, jalan beraspal, pemandangan alam yang indah.
GUA WAREH
Lokasi :Terletak di Desa Kedumulyo Kec Sukolilo sejauh + 24 km dari kota Pati.
Obyek Wisata: Gua dengan luas areal obyek 4,5 ha mempunyai 2 lorong, kekiri 100 m panjangnya, terdapat sungai
bawah tanah dan kearah kanan dari mulut gua panjangnya 50 m tembus ke luar gua
AIR TERJUN GROJOGAN SEWU
Objek Wisata : Air terjun setinggi ± 75 m
Potensi : Air terjun yang berada di tengah panorama alam yang indah, kondisi masih alami dan belum digarap.
Lokasi : Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal, ketinggian 485 m di atas permukaan laut. Jarak dari Kota Pati ± 27 Km
Fasilitas : Jalan beraspal dan lapisan makadam sampai di Desa Jrahi.
Peluang investasi : Pembangunan komplek wisata lengkap dengan sarana rekreasi, tempat penginapan, pusat pasar
hasil pertanian dan perkebunan.
WADUK SELOROMO
ObjekWisata : Rekreasi air
Potensi : Perairan budidaya ikan air tawar.
Lokasi : Desa Gembong Kec.Gembong, Jalan menuju lokasi waduk sudah beraspal.
Kondisi Lahan: Aluvial, regosol, red yellow mediteran, tapografi datar
Sejarah: Menurut catatan, waduk itu dibangun semasa pemerintahan Belanda tahun 1928. Waduk Gembong pada
awalnya diproyeksikan mampu menampung air sekitar 9,5 juta meter kubik, yang berasal dari Sungai Giling, Sentul,
Wuni, Lampean, dan Sungai Jering.
(ranggikuciki.wordpress.com/kupaten-pati/)
Bercerita
tentang kota asal saya tidak lengkap rasa kalau kita tidak lengkap rasa kalau kita tidak mengetahui tentang ciri khas apa saja di daerah saya seperti makanannya. Berikut makanan khas kota
pati :
NASI GANDUL DAN SOTO KEMIRI
Makanan yang menjadi ciri khas kota pati jawa tengah adalah NASI GANDUL dan SOTO KEMIRI. Kedua makanan khas kota Pati atau biasa disebut juga sebagai kota Bumi Mina Tani ini memang telah akrab dengan masyarakat Pati dan sekitarnya. Bahkan, belakangan orang Jakarta atau luar Pulau Jawa telah kenal dengan kedua makanan ini.
Pertama
kita bahas mngenai nasi gandul terlebih dahulu. Dari segi rasanya, nasi
gandul hampir sama seperti nasi rawon. Namun, penyajiannya agak
berbeda, yakni piring yang dijadikan untuk tempat kita makan nasi gandul
tersebut dilapisi dengan daun pisang dan masakan yang kuahnya mirip
semur itu setelah dicampur dengan racikan rempah-rempah dan dipadu
dengan daging sapi dihargai Rp 6.000/porsinya.
Soto
kemiri pun tak jauh berbeda dengan nasi gandul. Makanan dengan ciri
khas dikopyok (mencampur kuah dengan nasi berulang kali dalam mangkuk)
itu, juga diminati banyak kalangan. Biasanya soto itu disajikan dengan
ayam goreng. Selain itu bisa juga dinikmati dengan telur puyuh. Satu
porsi soto kemiri hanya ditawarkan Rp 2.000/porsinya.
Jumat, 02 Maret 2012
Lingkungan Ekologi
20.02
No comments
Ekologi
merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara
ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda
mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air, udara dll. Dimana
lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut saling
mempengaruhi dan dipengaruhi.
Makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari bantuan makhluk hidup lain, contohnya makhluk hidup membutuhkan pelepas dahaga yaitu air, manusia membutuhkan energy yaitu makanan baik sumber makanannya dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dsb.
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya disebut ekologi. Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan “ilmu terapan”. Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies organism hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah-pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi penghalang antar individu, seperti halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.
Cara menentukan batasan populasi yang lebih baik didasarkan kepada pengaruh satu individu terhadap individu yang lain dalam suatu populasi. Populasi dipandang sebagai suatu system yang dinamis daripada segala individu yang selalu melakukan hubungan. Maka populasi adalah kumpulan individu sebuah spesies, yang mempunya potensi untuk berbiak silang antara satu individu dengan individu yang lain.
Kalau jumlah individu populasi per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu, dikatakan kepadatan populasi itu naik. Kalau kepadatan populasi itu naik, sehingga kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi di luar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya, sehingga timbullah persaingan (kompetisi).
Menurut Soeriaatmadja (1989:4), “Persaingan menimbulkan 2 akibat dalam jangka waktu yang singkat, menimbulkan akibat ekologi dan dalam jangka waktu yang panjang menimbulkan akibat evolusi”.
Dalam waktu singkat akibat ekologi itu berupa kelahiran, kelangsungan hidup dan pertumbuhan populasi yang boleh jadi tertekan. Dan dalam waktu yang panjang mengakibatkan pemindahan (emigrasi) populasi yang mungkin meningkat. Persaingan dapat pula berangsur-angsur pada populasi (efek evolusi).
Misalkan dalam sebuah populasi terdapat individu yang berukuran tuguh besar bersaing dengan individu hewan yang kecil. Jika hewan bertubuh kecil itu terkalhkan tidak mendapat makanan maka tidak hanya terancam bahaya kelaparan saja, tetapi umur dan daya pembiakannya juga akan turun dalam populasi secara keseluruhan.
Dalam setiap persaingan antar individu kemampuan anggota populasi bersaing pada akhirnya dapat dipertahankan, karena yang menanglah yang meneruskan kelangsungan generasi.
A. Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi yang pertama kali berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869. Berasal dari bahasa Yunani “Oikos” (rumah tangga) dan “logos” (ilmu), secara harfiah ekologi berarti ilmu tentangg rumah tangga makhluk hidup. Yang merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya.
Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya”
Odum dalam Darsono (1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesame organism dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain”
Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Subagja dkk, (2001:1.3). “Ekologi merupakan bagian ilmu dasar”
Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari kepentingan manusia, tetapi manusia juga harus mempunyai tanggung jawab yang paling besar terhadap lingkungannya dimana tanggung jawab ini tidk mungkin diserahkan kepada makhluk hidup lain.
Manusia memandang alam dari sudut pandang manusia, yaitu antroposentrik. Manusia menganggap alam diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implicit bahwa sudah sejak lama telah dibutuhkan bangun alam agar tercipta lingkungan yang sesuai dengan kehidupan manusia. Ilmu dan tekhnologi diciptakan untuk menguasai alam.
Dengan pandangan antroposentrik yang disertai dengan keinginan taraf hidup yang maki tinggi dan perkembangan ilmu dan teknologi yang amat pesat, eksploitasi lingkungan semakin meningkat. Kecenderungan peningkatan itu ditambah pula oleh anggapan adanya sumber daya umum yang dimiliki bersama atau boleh dikatakan tidak ada yang memiliki.
Oleh karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup agar dapat menempatkan diri sesuai dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita jaga.
(http://www.gudangmateri.com/2010/06/ekologi-lingkungan-hidup.html)
Makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari bantuan makhluk hidup lain, contohnya makhluk hidup membutuhkan pelepas dahaga yaitu air, manusia membutuhkan energy yaitu makanan baik sumber makanannya dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dsb.
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya disebut ekologi. Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan “ilmu terapan”. Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies organism hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah-pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi penghalang antar individu, seperti halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.
Cara menentukan batasan populasi yang lebih baik didasarkan kepada pengaruh satu individu terhadap individu yang lain dalam suatu populasi. Populasi dipandang sebagai suatu system yang dinamis daripada segala individu yang selalu melakukan hubungan. Maka populasi adalah kumpulan individu sebuah spesies, yang mempunya potensi untuk berbiak silang antara satu individu dengan individu yang lain.
Kalau jumlah individu populasi per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu, dikatakan kepadatan populasi itu naik. Kalau kepadatan populasi itu naik, sehingga kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi di luar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya, sehingga timbullah persaingan (kompetisi).
Menurut Soeriaatmadja (1989:4), “Persaingan menimbulkan 2 akibat dalam jangka waktu yang singkat, menimbulkan akibat ekologi dan dalam jangka waktu yang panjang menimbulkan akibat evolusi”.
Dalam waktu singkat akibat ekologi itu berupa kelahiran, kelangsungan hidup dan pertumbuhan populasi yang boleh jadi tertekan. Dan dalam waktu yang panjang mengakibatkan pemindahan (emigrasi) populasi yang mungkin meningkat. Persaingan dapat pula berangsur-angsur pada populasi (efek evolusi).
Misalkan dalam sebuah populasi terdapat individu yang berukuran tuguh besar bersaing dengan individu hewan yang kecil. Jika hewan bertubuh kecil itu terkalhkan tidak mendapat makanan maka tidak hanya terancam bahaya kelaparan saja, tetapi umur dan daya pembiakannya juga akan turun dalam populasi secara keseluruhan.
Dalam setiap persaingan antar individu kemampuan anggota populasi bersaing pada akhirnya dapat dipertahankan, karena yang menanglah yang meneruskan kelangsungan generasi.
A. Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi yang pertama kali berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869. Berasal dari bahasa Yunani “Oikos” (rumah tangga) dan “logos” (ilmu), secara harfiah ekologi berarti ilmu tentangg rumah tangga makhluk hidup. Yang merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya.
Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya”
Odum dalam Darsono (1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesame organism dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain”
Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Subagja dkk, (2001:1.3). “Ekologi merupakan bagian ilmu dasar”
Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari kepentingan manusia, tetapi manusia juga harus mempunyai tanggung jawab yang paling besar terhadap lingkungannya dimana tanggung jawab ini tidk mungkin diserahkan kepada makhluk hidup lain.
Manusia memandang alam dari sudut pandang manusia, yaitu antroposentrik. Manusia menganggap alam diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implicit bahwa sudah sejak lama telah dibutuhkan bangun alam agar tercipta lingkungan yang sesuai dengan kehidupan manusia. Ilmu dan tekhnologi diciptakan untuk menguasai alam.
Dengan pandangan antroposentrik yang disertai dengan keinginan taraf hidup yang maki tinggi dan perkembangan ilmu dan teknologi yang amat pesat, eksploitasi lingkungan semakin meningkat. Kecenderungan peningkatan itu ditambah pula oleh anggapan adanya sumber daya umum yang dimiliki bersama atau boleh dikatakan tidak ada yang memiliki.
Oleh karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup agar dapat menempatkan diri sesuai dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita jaga.
(http://www.gudangmateri.com/2010/06/ekologi-lingkungan-hidup.html)
Kamis, 01 Maret 2012
Apple Vs Android
19.31
No comments
iPad Apple mungkin saja menjadi barang
‘ajaib dan revolusioner’. Namun terkadang, benda ini tampak asing lagi
baik di dunia Android atau Apple. Mengapa? Berikut beberapa contoh
paling mengerikan penjiplakan yang dilakukan Apple dan Android.
- Android
Produsen perangkat Android seperti Samsung telah lama menyalin gaya Apple. Foto dan ilustrasi yang ada di All Things Digital menunjukkan, perangkat buatan Samsung tampak hampir identik dengan perangkat Apple, kecuali logonya.Sementara itu, tablet Galaxy Tab Samsung baru pada dasarnya merupakan merek generik iPad. Perbedaan terbesar (selain sistem operasi (OS) Android) adalah, tablet ini memiliki tiga ukuran yang berbeda.Tentunya, semua pembuat tablet Android berjuang keras membedakan barang-barang mereka dari iPad karena semua perangkat semacam ini bisa digambarkan ‘seperti iPad’. Bahkan dalam dunia smartphone, meski pangsa pasar Android terus meningkat, iPhone masih tetap menjadi patokannya.Bukan tanpa alasan, Android sendiri selalu menjadi peniru. Sebelum iPhone keluar, prototipe perangkat Android menyerupai BlackBerry namun kini perangkat ini memiliki layar multisentuh dan sederetan ikon aplikasi.
- Apple
Apple memiliki reputasi atas inovasi dan memberikan pengalaman asli pada pelanggannya. Dari semua fitur Android yang membedakannya dengan produk Apple, Apple memilih menyalin beberapa fitur dari Android. Area notifikasi baru yang dipakai Apple sebenarnya telah lama dipakai Android.Selain itu, perangkat iOS tak lagi memerlukan PC atau Mac guna melakukan sinkronisasi dengan iTunes. Gantinya, mereka menggunakan layanan iCloud, cara ini mirip cara perangkat Android bersinkronisasi dengan aplikasi web Google.
(http://fonega.blogdetik.com/?p=696)